Wednesday, February 21, 2007

Golden Age

Sampai usia berapa masa keemasan seorang anak?

Para ahli, seperti Dr Keith Osborn dari University of Georgia, DRr Burton L White dari Preschool Project, dan Dr benjamin S Bloom dari University of Chicago sepakat bilang, sejak 0-4 tahun.

Di masa keemasan ini, otak anak berkembang sangat pesat, baik secara fisik maupun intelektualnya.

50% dari perkembangan fisik otak sudah dicapai saat anak berusia 0-2 tahun. 85 persen di usia 5 tahun. Pada usia 12 tahun, perkembangan fisik otak sudah pada tahap sempurna (100%).

Sementara, 50% dari perkembangan intelektual anak sudah dicapai di usia 4 tahun. Lonjakan perkembangan otak berakhir pada usia 10 tahun. Di usia ini perkembangan intelektual anak mencapai 80 persen. Selanjutnya otak akan berkembang sangat lamban. Dan, pada masa remaja, usia 18 tahun, kelenturan otak kita menurun.

Fase Syariat

Sementara jika dilihat dari fase syariat, seperti yang ditulis Muhammad Fauzil Adhim dalam bukunya "Mendidik Anak Menuju Taklif", disebutkan, semenjak lahir hingga usia 2 tahun (fase bayi), orangtua perlu mengembangkan kasih sayang dua arah terhadap anaknya.

Usia 2-7 tahun yang disebut fase anak-anak (thufulah), adalah masa yang tepat untuk memberikan dasar-dasar tauhid pada anak, yang mendorongnya bergerak melakukan sesuatu yang baik menurut Allah.

Usia 7-10 tahun (fase tamyiz), ini masa anak membedakan man ayang baik dan buruk melalui penalarannya. Pada masa ini anak perlu mendapatkan pendidikan pokok syariat.

Usia 10-15 tahun disebut fase amrad. Pada masa ini anak memerlukan pengembangan potensinya. Pada masa ini juga anak mencapai aqil baligh (akalnya sampai).

Usia 15-18 tahun, fase taklif. Pada usia ini anak harus tertanam rasa tanggung jawab, baik pada diri, orangtua maupun lingkungannya.

Jadi, penelitian para ahli ini membuktikan otak kita berkembang pesat pada awal masa kanak-kanak.

Di masa keemasannya ini, anak mampu menyerap seluruh informasi yang diperolehnya. Otak mereka seperti spons. Apa saja yang dilihat dan didengarnya akan terekam kuat. Jadi nggak aneh kalau kita merekam kuat peristiwa yang kita alami di masa kecil dan mampu menghafal dengan baik.

Saya masih ingat saat sakit di usia 4 tahun. Masih terbayang saya tidur di tempat tidur besi di rumah dinas ortu saya. Masih ingat saat itu saya dikecoki sirup 1 gelas dan kerang sepanci.

Saya juga masih ingat saat ibu saya melahirkan adik saya yang bungsu saat usia saya 5 tahun. Saya ingat ada taksi kuning berhenti di depan rumah. Saya masih main jual-jualan dengan teman-teman saya. Dan, saya langsung lari penasaran mau lihat muka adik saya. Ganteng!

Saya juga masih ingat sewaktu dahi saya bocor karena ditimpuk batu oleh teman saya. Ingat juga sewaktu diusir tetangga saya, gara-gara saya duduk di bak sampah rumahnya yang dibuat dari semen. Diusir gara-gara bak sampahnya dekat pohon jambu klutuk yang buahnya sangat menggiurkan. Ssssssst, saya memang suka ngambil jambu itu diam-diam.

Lalu berapa lama masa keemasan seorang pekerja? Saya belum punya referensi dari para ahli. Mungkin juga harus disesuaikan dari jenis pekerjaannya.

Buat saya yang bekerja di media massa, masa kerja lima tahun di awal adalah usia emas seorang wartawan. Sekali lagi ini pendapat pribadi saya.

Saya hanya menelaahnya dari pengalaman pribadi saja. Di tahun pertama bekerja, betul-betul tahun penuh semangat. Masa belajar, masa ingin menunjukkan 'hei gw bisa loh'.

Tahun kedua, makin semangat. Kerja makin berkualitas. Dapat pengakuan. Tahun ketiga, tawaran bajakan mulai banyak. Tahun keempat dan kelima, otak makin berisi. Setelah tahun kelima, sedikit-sedikit mulai jenuh.

Sebetulnya kalau dilihat sih, sama ya dengan perkembangan fisik otak dan intelektual anak. 0-5 Tahun. Usia ini benar-benar tahun keemasan.

Jadi buat para ortu, go..go.. go..! Cetak anak-anak unggul. Isi 5 tahun pertama usia anak kita dengan kegiatan positif.

Jangan sia-siakan golden age.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home