Thursday, February 22, 2007

AdamAir Celaka Lagi

Pesawat milik maskapai penerbangan AdamAir kembali celaka. Pesawat KI 127 Boeing 737-300 mengalami hard landing di Bandara Juanda, Rabu 21 Februari 2007.

Peristiwa itu terjadi sekitar 50 hari sejak salah satu pesawat AdamAir yang mengangkut 102 penumpang hilang di perairan Majene. Umur pesawat-pesawat AdamAir memang sudah tua, sudah uzur. Yang mengalami hard landing kemarin tercatat berumur 27 tahun.

Kalau orang, umur segitu jelas lagi produktif-produktifnya. Tapi buat pesawat, ibarat nenek-nenek yang sudah mengalami osteoporosis (pengeroposan tulang) akut. Buktinya, begitu hard landing, pesawat langsung mengkerut kayak kulit nenek-nenek, retak-retak dan melengkung di bodi dekat sayapnya. Jangan-jangan burung besi itu sudah karatan di sana-sini. Seperti nenek-nenek, nggak cuma pengeroposan tulang, mungkin juga sudah encok di mana-mana.

Tapi manajemen AdamAir memang paling ahli mengelak. Sudah jelas-jelas pesawat melengkung, mereka tetap bergeming. Padahal, nasib 148 penumpangnya benar-benar jadi taruhan.

Cerita-cerita serem soal AdamAir terus dibahas di milis-milis. Bahkan salah satu tulisan di kolom kita (koki) KCM memuat curhat seseorang soal AdamAir yang pintunya dipegangi 2 pramugaranya saat dia terbang dengan pesawat itu. 2 jam pintu pesawat dipegangi. Setelah ditanya, diakui pintu pesawat tidak bisa ditutup rapat. Hah! Padahal pesawat mengudara di ketinggian minimal 32 ribu kaki. Dan, membawa lebih dari 100 penumpang.

Belum lagi celotehan AdamAir yang mirip metromini. Pesawat ini juga terkenal dengan delaynya. Jangan tanya berapa lama, minimal 1 jam kalu delay.

Saya dua kali terbang dengan AdamAir. Waktu itu sekitar Agustus, saya sekantor ke Bali dengan pesawat AdamAir hasil kerjasama marketing AdamAir dan marketing kantor saya. Bolak-balik dengan AdamAir. Selama perjalanan nyaris 2 jam, kita hanya dapat 1 gelas air mineral, roti dan sepotong kue. Karena pengalaman pertama, sempat kaget juga. Soalnya kalau naik Garuda, penerbangan selama itu penumpang dijamin dapat makanan berat yang mengenyangkan.

Untung waktu itu kita semua selamat sampai Bali dan Jakarta, walau pulangnya kena delay 2 jam. Nggak lama kemudian, saya dapet tugas liputan ke Lumajang. Dari Jakarta, bersama rombongan Depkes, saya naik AdamAir. Untung saya sempat makan dulu di bandara, kalau nggak bisa pingsan, sudah delay lama, ternyata di pesawat hanya dapat 1 gelas air mineral.

AdamAir... AdamAir....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home